Rabu, 28 November 2012

Proposal PTK Dra.Siami SMP N 3 Bukit Kemuning


PROPOSAL  PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENINGKATKAN  HASIL BELAJAR BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MELALUI  PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE  STAD SISWA  KELAS IX SMPN 3 BUKITKEMUNING








oleh:
Dra. S I A M I
NIP 196601091997022001












SMPN 3 BUKITKEMUNING
2012




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
SMPN 3 Bukitkemuning terletak di kecamatan Bukitkemuning,kurikulum yang digunakan saat ini adalah KTSP . Seluruh guru sudah melasanakan berbagai kaegiatan pelatihan yang berkaitan dengan kegiatan pembelaajaran siswa diantaranya adalah pelatihan pembelajaran PAIKEM. Tehnik pemebelajaran ini sudah diterapkan pada pembelajaran matematika. Hasil pengamatan dan hasil evaluasi terhadap hasil belajar siswa kelas 9 pada tahun ajaran yang lalu , aktivitas siswa dalam proses pembelajaran cukup baik, aktivitas individu maupun
dalam kelompok cukup. Hasil belajar materi bangun ruang sisi lengkung tahun 2011, 43% siswa memperoleh nilai di atas KKM (65). Hasil ini belum memuaskan. Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa yang mempunyai prestasi rendah, dan diskusi dengan sesama rekan pengajar matematika terungkap beberapa kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam belajar matematika. Dalam kegiatan proses belajar mengajar siswa kurang berani untuk bertanya pada guru jika menemui kesulitan, sementara jika mereka bertanya dengan teman yang lebih pintar, mereka merasa malu dan takut dianggap mengganggu oleh guru. Jika siswa bertanya setelah selesai KBM pada kawan yang dianggap pandai, siswa yang pandai kurang serius menanggapi. Keadaan ini mengakibatkan kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran matematika hanya terpusat pada beberapa siswa yang pandai. Untuk mengatasi masalah ini perlu dikondisikan agar siswa yang pandai dapat membantu siswa yang kurang, dan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dipilih adalah student teams achivement divisions (STAD). Dengan model pembelajaran kooperatif diharapkan siswa dapat berdiskusi,saling mengoreksi antar teman. Pembelajaran ini juga memberi kesempatan saling bekerja sama, saling memahami satu sama lain, hal ini bisa tercipta karena antar teman mampu berkomunikasi dengan gaya dan bahasa mereka sendiri.
Menurut Masnar Muslich, jika pembelajaran di kelas dikemas dalam bentuk siswa mengerjakan tugas-tugas kelompok dan melaporkan hasilnya maka siswa mampu mengingat sampai 90% dari apa yang dikerjakan (secara kelompok) dan dikatakan (dalam bentuk laporan lisan atau tertulis )
Karena itu dengan model pembelajaran STAD diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar untuk materi  bangun ruang sisi lengkung.                     
B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :

1.      Apakah pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan minat belajar siswa.
2.      Apakah pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
3.      Apakah pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

C.     Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
Apakah pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar materi bangun ruang sisi lengkung  siswa kelas IX SMPN 3 Bukitkemuning tahun 2012.
D.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatan Aktivitas dan  prestasi belajar materi  bangun ruang sisi lengkung melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas  IX SMPN 3 Bukitkemuning tahun 2012.
E.     Manfaat  Penelitian
Manfaat yang diharakan dari penelitian ini adalah :
1.      Siswa
Dapat membantu siswa dalam meningkatkan Hasil  materi  bangun ruang sisi lengkung.
Melatih kecakapan kooperatif siswa sebagai bagian kecakapan yang harus dimiliki dalam kehidupan sosialnya.
2.      Guru
Dapat membantu  guru dalam memilih model pembelajaran yang paling tepat dalam menyampaikan materi  bangun ruang sisi lengkung.
3.      Sekolah
Dengan penelitian ini bagi sekolah diharapkan dapat menambah bahan referensi bagi rekan guru,atau pihak lain yang memerlukan. Terutama dalam penyusunan silabus Matematika dalam KTSP.


BAB II
KAJIAN PENELITIAN
A.    Pembelajaran Materi Bangun ruang sisi lengkung
Bangun ruang sisi lengkung adalah materi matematika yang diberikan di kelas IX semester genap. Bangun ruang sisi lengkung membahas unsur-unsur tabung,kerucut dan bola, luas permukaan dan volum tabung kerucut dan bola,dan pemecahan masalah yang menggunakan bangun ruang sisi lengkung.
Untuk mengoperasionalkan kompetensi dasar di atas secara lebih terperinci, peneliti menjabarkannya sebagi indikator dalam silabus yang disusun di SMPN 3 Bukitkemuning.

B.     Hasil Belajar
Prestasi belajar siswa adalah pencapaian hasil belajar yang diperoleh siswa selama dan setelah proses belajar berlangsung. Penilaian yang dilakukan untuk mengetahui prestasi siswa dalam bentuk tes tertulis, kinerja atau penampilan.
Tes tertulis dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dilaksanakan pada akhir pelajaran. Tes ini merupakan ranah kognitif dengan 5 aspek yang akan dinilai. Prestasi siswa dalam ranah sikap (afektif) dinilai melalui penilaian kinerja atau penampilan yang dilakukan dengan observasi dan kuisoner dilaksanakan selama proses belajar. Prestasi yang dinilai adalah aktivitas belajar, motivasi ,kreativitas dalam belajar.


C.    Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
 Belajar paling efesien terjadi ketika siswa sama sekali tidak takut ditekan,diejek,dilecehkan,diacuhkan ditinggal, diolok-olok, diremehkan atau dipermalukan.
Siswa sering belajar lebih efesien, jika mereka belajar satu sama lain daripada dengan guru karena memahami kebingungan masing-masing, dan menggunakan bahasa dan gaya yang relevan.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar yang menempatkan siswa belajar dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa dengan tingkat kemampuan, jenis kelamin, latar belakang yang berbeda. Pembelajaran ini menekankan kerja sama dalam kelompok untuk tujuan yang sama. Selain itu sebelum pembelajaran kooperatif dilaksanakan, sebaiknya siswa terlebih dahulu diperkenalkan keterampilan kooperatif yang akan digunakan dalam belajar kelompok. Keterampilan kooperatif tersebut antara lain menghargai pendapat orang lain, mendorong partisipasi, berani bertanya, mendorong teman untuk bertanya, mengambil giliran dan berbagi tugas, dan sebagainya.
      Model pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1.      Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif.
2.      Kelompok dibentuk dari  siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah

Belajar kooperatif membangun tanggungjawab personal dan saling ketergantungan antar siswa selain itu kegiatan ini membebaskan guru untuk memberi perhatian besar pada mereka yang paling memerlukan.
Salah satu model belajar kooperatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah  student teams achievement divisions (STAD).
Pembelajaran kooperatif tim siswa kelompok prestasi (STAD) dikembangkan oleh Robert Slavin . Dasar teorinya adalah untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki pasangan atau teman.
STAD  merupakan model pembelajaran kooperatif dengan mengelompokan secara heterogen dan saling membantu dalam pembelajaran individu anggota. Pada pembelajaran STAD siswa dikelompokkan dengan anggota 4-5 orang siswa yang berkemampuan tinggi,sedang,rendah.
Langkah- langkah dalam melaksanakan model pembelajaran STAD adalah:
1.      Membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang, dengan
    kemampuan heterogen.
2.      Guru menyajikan pelajaran.
3.      Guru memberikan tugas yang dikerjakan oleh anggota-anggota  
    kelompok. Anggota yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada
    anggota yang belum mengerti sampai semua anggota dalam kelompok
    itu mengerti
4.      Guru memberikan kuis atau pertanyaan pada seluruh siswa, dan setiap siswa tidak boleh saling membantu.
5.      Memberi evaluasi
6.      Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas mengenai meningkatkan presatasi belajar materi bangun ruang sisi lengkung melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas IX  SMPN 3 Bukitkemuning tahun 2012.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Setting
1.   Tempat
Penelitian tindakan kelas ini bertempat di SMPN 3 Bukitkemuning, desa Sukamenanti kecamatan Bukitkemuning Lampung Utara
2.   Waktu
Penelitian Dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan September sampai dengan bulan Nopember tahun 2012.
3.   Observer
Obeserver dalam penelitian ini terdiri dari 2 rekan guru yaitu  Suwito,S.Pd dan Maryani,S.Pd
4.   Rancangan
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan . Jadwal kegiatan penelitian ini adalah
Kompetensi Dasar
September
Oktober
Nopember
1
2
3
4
1
2
3
4
5
1
2
3
4
Persiapan :
1.      Penyusunan proposal
2.      Penyempurnaan proposal


x

x



x

x





x



x







 Pelaksanaan
1.      Siklus 1
2.      Siklus 2
3.      Siklus 3










x


x



x




Penulisan laporan









x
x
x
x

Indikator keberhasilan  dari penggunaan model pembelajaran ini  dilihat dari;
Efektivitas hasil belajar siswa secara klasikal yaitu dilihat dari jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan KKM (68)  lebih dari 75 % tanpa melalui proses pembelajaran  remedial.
Aktivitas dalam kerjasama atau diskusi pada setiap berlangsungnya kegiatan pembelajaran tingkat partisipasi siswa 70 % dalam arti 70 % dari jumlah siswa ikut berpartisipasi aktif.

B.     Subyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas IX C semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Kelas ini terdiri dari 39 siswa (21 perempuan dan 18 laki-laki) . Dengan jumlah siswa 39, akan dibentuk 8 kelompok, 7 kelompok terdiri dari 5 siswa dan 1 kelompok terdiri dari 4 siswa. Dipilihnya kelas IXC sebagai subyek penelitian ini karena cukup representatif mewakili kelas paralelnya.


C.    Sumber data
1.   Proses Belajar Siswa
Data proses belajar siswa dilakukan dengan menggunakan lembar obeservasi oleh observer, dilaksanakan setiap pertemuan.
2.   Hasil Kerja Kelompok
Untuk mengamati kegiatan kelompok dilakukan observasi oleh observer setiap pertemuan. Hasil kerja kelompok dilakukan penilaian oleh peneliti
3.   Hasil Belajar
Data hasil belajar berupa hasil tes yang dilakukan setiap akhir pertemuan dan tes akhir siklus.

D.    Tehnik Pengumpulan Data
Data mengenai prestasi belajar siswa diperoleh dari hasil evaluasi yang dilakukan setiap akhir pertemuan ( 30 menit terakhir). Data dikumpulkan oleh peneliti.
Data mengenai aktivitas belajar siswa diambil pada saat proses KBM berlangsung melalui observasi. Data ini dikumpulkan oleh rekan sejawat.
a.       Lembar Observasi sebagi berikut :
                       A.  Aktivitas Siswa
No
Aktivitas
Baik
Cukup
Kurang
1.
 

Bertanya pada teman
a.       Kelompok sendiri
b.      Kelompok Lain





2.
Bertanya pada guru



3.
Menjawab pertanyaan teman
a.       Kelompok sendiri
b.      Kelompok lain



4.
Menjawab pertanyaan guru



5.
Membantu kesulitan teman
a.       Kelompok sendiri
b.      Kelompok lain



6.
Membaca buku paket



7.
Berbicara diluar konteks pelajaran.



8
Mengumpulkan tugas tepat waktu



9
Keaktifan dalam kelompok



10
Kerapihan tugas



11
Kebenaran tugas



                  B.Aktivitas Guru
No
Aktivitas
Baik
Cukup
Kurang
1.
Menyampaikan  tujuan pembelajaran



2.
Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari untuk memotivasi



3.
Menguasai pelajaran dengan baik



4.
Kesesuaian materi yang dibahas dengan indicator



5.
Berperan sebagi fasilitator



6.
Mengajukan pertanyaan pada siswa



7.
Memberi kesempatan siswa untuk bertanya



8.
Memberikan bimbingan pada kegiatan kelompok



9.
Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari



10.
Memberi motivasi dan penguatan



11.
Penutup



12.
Membimbing siswa diskusi dan membuat kesimpulan



13.
Member tugas pada siswa



14.
Mengadakan evaluasi






E.     Analisis Data
Hasil observasi proses belajar siswa kegiatan pembelajaran tingkat partisipasi siswa 70 % dalam arti 70 % dari jumlah siswa ikut berpartisipasi aktif
Data hasil belajar dianggap baik jika jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan KKM (68)  lebih dari 75 % tanpa melalui proses pembelajaran  remedial.



















DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsismi,Suhardjono,Supardi.2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara.

Masnur Muslich. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual. Jakarta. Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar