Rabu, 28 November 2012

Proposal PTK Yahya Budiman,S.Pd SMP N 2 Bukit Kemuning


PROPOSAL  PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATERI STATISTIKA MELALUI  PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE  NHT SISWA  KELAS IX SMPN 2 BUKITKEMUNING








oleh:
YAHYA BUDIMAN, S.Pd
NIP 196704121990111001












SMPN 2 BUKITKEMUNING
2012




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pembelajaran matematika di SMPN 2 Bukitkemuning sudah menggunakan KTSP dengan berbasis karakter. Guru matematika mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan standar BNSP yaitu mengacu pada permendiknas no 22 tahun 2006. Pembuatan RPP dilakukan berdasarkan hasil diskusi   di MGMP Kabupaten Lampung Utara. Berbagai model pembelajaran sudah diterapkan sesuai materi . Dalam proses pembelajaran aktivitas siswa seperti kegiatan bertanya, menjawab, menanggapi pertanyaan atau jawaban teman sudah muncul walau frekuensinya masih rendah. Statistika merupakan materi matematika yang diberikan pada semester ganjil kelas 9. Berdasarkan hasil evaluasi untuk standar kompetensi materi statistika tahun 2010 (56% di atas KKM), tahun 2011 (55% di atas KKM). Setelah melakukan refleksi terhadap hasil belajar pada tahun sebelumnya, akan dilakukan beberapa perubahan dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.  diharapkan ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Sebagai upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar tehadap materi ini, peneliti mencoba melakukan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
1.      Apakah pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
2.      Apakah pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
3.      Apakah pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

C.     Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
Apakah pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar materi statistika siswa kelas IX SMPN 2 Bukitkemuning tahun 2012.
D.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatan Aktivitas dan  prestasi belajar materi  statistika melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa kelas  IX SMPN 2 Bukitkemuning tahun 2012.
E.     Hipotesis Tindakan
Pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar materi statistika siswa kelas IX SMPN 2 Bukitkemuning tahun 2012

F.     Manfaat  Penelitian
Manfaat yang diharakan dari penelitian ini adalah :
1.      Siswa
Dapat membantu siswa dalam meningkatkan Aktivitas dan prestasi  materi  statistika.
Melatih kecakapan kooperatif siswa sebagai bagian kecakapan yang harus dimiliki dalam kehidupan sosialnya.
2.      Guru
Dapat membantu  guru dalam memilih model pembelajaran yang paling tepat dalam menyampaikan materi  statistika.
3.      Sekolah
Dengan penelitian ini bagi sekolah diharapkan dapat menambah bahan referensi bagi rekan guru,atau pihak lain yang memerlukan. Terutama dalam penyusunan silabus Matematika dalam KTSP.













BAB II
KAJIAN PENELITIAN
A.    Pembelajaran Statistika
Statistika adalah materi matematika yang diberikan di kelas IX semester ganjil. Kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa setelah mempelajari materi ini adalah menentukan rata-rata, median, dan modus data tunggal serta penafsirannya, menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, dan lingkaran.
Untuk mengoperasionalkan kompetensi dasar di atas secara lebih terperinci, peneliti menjabarkannya sebagi indikator dalam silabus yang disusun di SMPN 2 Bukitkemuning.

B.     Aktivitas Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas artinya adalah “kegiatan / keaktifan”.  W.J.S. Poewadarminto menjelaskan aktivitas sebagai  suatu kegiatan atau kesibukan. S. Nasution menambahkan bahwa aktivitas merupakan keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-keduanya harus dihubungkan.
Belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 7) merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.  Selanjutnya Sardiman (1994: 24) menyatakan: “Belajar sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.  Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif
Aktivitas belajar sendiri banyak sekali macamnya, sehingga para ahli mengadakan klasifikasi.  Paul B.  Diedrich dalam Sardiman (2004: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang digolongkan ke dalam 8 kelompok :
Visual Activities, meliputi kegiatan seperti membaca, memperhatikan (gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain)
Oral Activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.
Listening Activities, seperti : mendengarkan uraian, percakapan diskusi, musik dan pidato.
Writting Activities, seperti : menulis cerita, menulis karangan, menulis laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.
Drawing Activities, seperti ; menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
Motor Activities, seperti : melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain dan berternak.

Mental Activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.
1.      Emotional Activities, seperti : menaruh minat, merasa bosan, bergairah, berani, tenang dan gugup.

C.    Prestasi Belajar

    Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran disekolah.
    Prestasi belajara tersebut terutama dinilai oleh aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.
     Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.

Nana Sudjana (dalam Tulus Tu’u, 2004:23) mengemukakan bahwa di antara ketiga ranah ini, yakni kognitif, afektif, psikomotor, maka ranah kongnitiflah yang paling sering dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
Suryadi dkk (1992:35) mengemukakan bahwa: “prestasi diartikan sebagai hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan”.
S. Nasution (1996:17) mendefinisikan pengertian prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. Devi wulansari (2010:1), mengemukakan pengertian Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses pembelajaran.Moh Uzer Usman (2000:9), mengemikakan bahwa prestasi belajar siswa yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari dirinya (internal) maupun dari  luar dirinya (eksternal). Oleh karena itu faktor-faktor tersebut yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya masing-masing.”
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa  adalah suatu kecakapan atau hasil yang telah diperoleh dari proses pembelajaran dengan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan dengan nilai. Prestasi adalah segala keberhasilan yang telah diperoleh dalam mengerjakan segala pekerjaan untuk dipertanggung jawabkan. Prestasi ini ditandai adanya nilai tambah dari hasil yang sebelumnya.
D.    Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Pembelajaran kooperatif tipe NHT dikembangkan oleh Spencer Kagen (1993).
Pada umumnya NHT digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan
pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Langkah-langkah penerapan NHT:
    1. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada      siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
    2. Guru  memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau awal.
    3. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, setiap anggota kelompok diberi nomor atau nama.
    4. Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama dalam kelompok.
    5. Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu nomor (nama) anggota kelompok untuk menjawab. Jawaban salah satu siswa yang ditunjuk merupakan wakil jawaban dari kelompok.
    6. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran.
Tambahan :
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan  akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen  dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
1. Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2. Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
3. Pengembangan keterampilan social
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu :
a)      Pembentukan kelompok;
b)      Diskusi masalah;
c)      Tukar jawaban antar kelompok
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah 2. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
Langkah 4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh  Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :
1.    Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
2.    Memperbaiki kehadiran
3.    Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
4.    Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
5.    Konflik antara pribadi berkurang
6.    Pemahaman yang lebih mendalam
7.    Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
8.    Hasil belajar lebih tinggi




















BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Setting
1.   Tempat
Penelitian tindakan kelas ini bertempat di SMPN 2 Bukitkemuning, desa Tanjungbaru kecamatan Bukitkemuning Lampung Utara
2.   Waktu
Penelitian Dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan September sampai dengan bulan Nopember tahun 2012.
3.   Observer
Obeserver dalam penelitian ini terdiri dari 2 rekan guru yaitu  Bambang Sarojo,S.Pd dan Fauziah,S.Pd
4.   Rancangan
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus, setiap siklus teridi dari 3 pertemuan . Jadwal kegiatan penelitian ini adalah
Kompetensi Dasar
September
Oktober
Nopember
1
2
3
4
1
2
3
4
5
1
2
3
4
Persiapan :
1.      Penyusunan proposal
2.      Penyempurnaan proposal


x

x



x

x





x



x







 Pelaksanaan
1.      Siklus 1
2.      Siklus 2
3.      Siklus 3










x


x



x




Penulisan laporan









x
x
x
x

Indikator keberhasilan  dari penggunaan model pembelajaran ini  dilihat dari;
Efektivitas hasil belajar siswa secara klasikal yaitu dilihat dari jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan KKM (69)  lebih dari 75 % tanpa melalui proses pembelajaran  remedial.
Aktivitas dalam kerjasama atau diskusi pada setiap berlangsungnya kegiatan pembelajaran tingkat partisipasi siswa 75 % dalam arti 75 % dari jumlah siswa ikut berpartisipasi aktif. Keberanian menyatakan pendapat, ide-ide siswa  60 %, dalam arti siswa yang berani menyatakan pendapat, ide-ide, bertanya sebanyak minimal 60 % dari jumlah siswa di kelas tersebut.

B.     Subyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas IX A semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Kelas ini terdiri dari 38 siswa (20 perempuan dan 18 laki-laki) . Dengan jumlah siswa 38, akan dibentuk 8 kelompok, 6 kelompok terdiri dari 5 siswa dan 2 kelompok terdiri dari 4 siswa. Dipilihnya kelas IXA sebagai subyek penelitian ini karena cukup representatif mewakili kelas paralelnya.

C.    Sumber data
1.   Proses Belajar Siswa
Data proses belajar siswa dilakukan dengan menggunakan lembar obeservasi oleh observer, dilaksanakan setiap pertemuan.
2.   Hasil Kerja Kelompok
Untuk mengamati kegiatan kelompok dilakukan observasi oleh observer setiap pertemuan. Hasil kerja kelompok dilakukan penilaian oleh peneliti
3.   Hasil Belajar
Data hasil belajar berupa hasil tes yang dilakukan setiap akhir pertemuan dan tes akhir siklus.

D.    Tehnik Pengumpulan Data
Data mengenai prestasi belajar siswa diperoleh dari hasil evaluasi yang dilakukan setiap akhir pertemuan ( 30 menit terakhir). Data dikumpulkan oleh peneliti.
Data mengenai aktivitas belajar siswa diambil pada saat proses KBM berlangsung melalui observasi. Data ini dikumpulkan oleh rekan sejawat.


a.       Lembar Observasi sebagi berikut :
                       A.  Aktivitas Siswa
No
Aktivitas
Baik
Cukup
Kurang
1.
 

Bertanya pada teman
a.       Kelompok sendiri
b.      Kelompok Lain





2.
Bertanya pada guru



3.
Menjawab pertanyaan teman
a.       Kelompok sendiri
b.      Kelompok lain



4.
Menjawab pertanyaan guru



5.
Membantu kesulitan teman
a.       Kelompok sendiri
b.      Kelompok lain



6.
Membaca buku paket



7.
Berbicara diluar konteks pelajaran.



8
Mengumpulkan tugas tepat waktu



9
Keaktifan dalam kelompok



10
Kerapihan tugas



11
Kebenaran tugas



                  B.Aktivitas Guru
No
Aktivitas
Baik
Cukup
Kurang
1.
Menyampaikan  tujuan pembelajaran



2.
Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari untuk memotivasi



3.
Menguasai pelajaran dengan baik



4.
Kesesuaian materi yang dibahas dengan indicator



5.
Berperan sebagi fasilitator



6.
Mengajukan pertanyaan pada siswa



7.
Memberi kesempatan siswa untuk bertanya



8.
Memberikan bimbingan pada kegiatan kelompok



9.
Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari



10.
Memberi motivasi dan penguatan



11.
Penutup



12.
Membimbing siswa diskusi dan membuat kesimpulan



13.
Member tugas pada siswa



14.
Mengadakan evaluasi






E.     Analisis Data
Hasil observasi proses belajar siswa Keberanian menyatakan pendapat, ide-ide siswa  60 %, dalam arti siswa yang berani menyatakan pendapat, ide-ide, bertanya sebanyak minimal 60 % dari jumlah siswa di kelas tersebut.
Data hasil belajar dianggap baik jika jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan KKM (69)  lebih dari 75 % tanpa melalui proses pembelajaran  remedial.

















DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsismi,Suhardjono,Supardi.2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara.

Masnur Muslich. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual. Jakarta. Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar