PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL TUTOR
SEBAYA DI KELAS VII-B DI SMP NEGERI 10 KOTABUMI TAHUN 2012
DISUSUN OLEH :
NAMA :
Endriani Jayanti,S.pd
SMPN 10 KOTABUMI
LAMPUNG UTARA
2012
LEMBAR
PENGESAHAN
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL TUTOR SEBAYA DI KELAS VII-B DI SMP NEGERI 10
KOTABUMI TAHUN 2012
Oleh
:
Nama : ENDRIANI
JAYANTI,S.Pd
NIP : 198707162009032002
Pangkat /
Golongan : Penata Muda TK.I / III A
Unit Kerja : SMPN 10 KOTABUMI
Mengetahui
KOTABUMI, November
2012
Kepala SMP
Negeri 10 Kotabumi Yang membuat PTK
MASAMAH.S.Pd
ENDRIANI JAYANTI,S.Pd
NIP. NIP. 198707162009032002
ABSTRAK
ENDRIANI JAYANTI,S.Pd
Judul
penelitian ini adalah : UPAYA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL TUTOR SEBAYA DI KELAS
VII-B DI SMP NEGERI 10 KOTABUMI TAHUN
2012.
Sejak
tahun 2007 SMP sudah menggunakan KTSP yang dibuat oleh seluruh warga
sekolah.Dalam KTSP itu termuat mata pelajaran Matematika dengan jumlah 6 jam
mata pelajaran setiap minggu.Adapun yang mempengaruhi aktivitas belajar
Matematika pada SMP diantaranya adalah meningkatnya aktivitas siswa,interaksi
antar siswa dengan siswa,interaksi siswa dengan guru,kerjasama antar
siswa,prestasi siswa,pemenuhan tugas siswa.Oleh karena itu peneliti ingin
mengetahui peningkatan hasil belajar matematika melalui model pembelajaran tutor sebaya dapat
meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas VII B di SMP Negeri 10 kotabumi Tahun 2012.
Penelitian
Tindakan kelas ini,subyek penelitiannya adalah siswa kelas VII B SMP Negeri.10 kotabumi Dan sumber data yang
digunakan adalah aktivitas belajar siswa,hasil belajar siswa,dan hasil kerja
kelompok siswa.Dalam proses pengembalian data penulis menggunakan teknik
observasi,test,dan penilaian portofolio ( Kerja Kelompok ).
.
KATA
PENGANTAR
Puji
serta syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena dengan rahmat,dan
hidayah-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal Penulisan Tindakan Kelas
(PTK) ini tepat pada waktunya dengan judul . “UPAYA PENINGKATAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA
MENGGUNAKAN MODEL TUTOR SEBAYA DI KELAS VIIB DI SMP NEGERI 10 KOTABUMI TAHUN
2012. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan proposal PTK ini masih banyak terdapat
kekurangan,oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi perbaikan isi PTK ini dikemudian hari.
Dan
pada kesemapatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1.Kepala Sekolah dan seluruh dewan Guru SMP N 1O KOTABUMI Kabupaten
1.Kepala Sekolah dan seluruh dewan Guru SMP N 1O KOTABUMI Kabupaten
Lampung Utara
yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data-data yang penulis
butuhkan.
2.Orang
Tuaku,keluargaku tersayang
yang turut memberikan
dorongan serta semangat dalam belajar hingga
penulis dapat menyelesaikan PTK ini tepat pada waktunya.
Penulis berharap semoga proposal PTK
ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri,maupun bagi para dewan guru
lanjutan sebagai reperensi atau literatur dan dapat ditindak lanjuti dengan
penelitian.
Kotabumi, November
2012
ENDRIANI JAYANTI,S,Pd
NIP.
198707162009032002
DAFTAR
ISI
Logo..................................................................................................................
Pengesahan..................................................................................................................ii
Absrak.........................................................................................................................iii
Kata
Pengantar............................................................................................................iv
Daftar isi.......................................................................................................................v
Daftar
Tabel................................................................................................................vi
BAB I : PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Masalah...................................................
B.Identifikasi
Masalah.........................................................
C.Rumusan
Masalah............................................................
D.Tujuan Penelitian……………………………………….
E
Manfaat Penelitian...........................................................
BAB II : KAJIAN
PUSTAKA
A.Pengertian
Belajar……………………………………...........
B.Pengertian Hasil
Belajar Matematika......................................
C.Pengertian Tutor
Sebaya……………………………………….
D.Operasi
Bilangan Pecahan………........................................
BAB III : METODE PENELITIAN
A.Setting
1.
Tempat dan waktu……………………………………..
2.
Observer……………………………………………….
3.
Rancangan……………………………………………..
B.Subyek
Penelitian...............................................................
C.Sumber Data
1.Proses Belajar Siswa………………………………………
2.Hasil Kerja Kelompok……………………………………..
3. Hasil
Belajar………………………………………………
D.Teknik Pengumpulan Data
1.
Pengamatan.........................................................................
2.
Penilaian Arsip……………………………………………
3.
Tes dan Post tes………………………………………….
DATAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan
pembelajaran matematika pada intinya adalah
agar siswa mampu menggunakan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam belajar
pengetahuan lain. Selanjutnya dengan belajar matematika diharapkan siswa mampu
berpikir kritis, logis, sistematis dan memiliki sifat objektif, jujur dan disiplin.Untuk mencapai tujuan
pembelajaran matematika yang bermakna yang membuat siswa mampu menerapkan
pengetahuan matematika pada kehidupan sehari-hari, dilakukan pembelajaran
matematika secara kontekstual atau realistik.Hadi S (2002 : 2) Konsep
matematika realistis sejalan dengan kebutuhan untuk memperbaiki pendidikan
maatematika di Indonesia yang didominasi oleh upaya meningkatkan pemahaman
siswa tentang matematika dan mengenbangkan daya nalar
Pelaksanaan pendidikan
khususnya pendidikan formal sebaiknya memang dimulai dari penyediaan tenaga
pendidik yakni guru. Sebagai tenaga professional, idealnya seorang guru mampu
menguasai kurikulum, menguasai materi, dan tidak kalah pentingnya guru juga
harus mampu mengelola kelas. Kemampuan-kemampuan tersebut diharapkan penyelenggaraan
pembelajaran berlangsung secara aktif, inovatif, dan menyenangkan sehingga
berimplikasi kepada hasil belajar yang
memuaskan.
Kaitannya dengan mata
pelajaran matematika di
kelas VII SMPN 10 Kotabumi yang terdiri dari 5 jam dalam seminggu yang setiap
jamny 40 menit. Selama proses belajar mengajar siswa diharapkan dapat
meningkatkan kesiapan belajar,interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan guru,
tanggungjawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru, meningkatkan keaktifan
siswa dalam berdiskusi serta meningkatkan hasil belajar siswa.
Variasinya sifat dan
karakter siswa ini menuntut guru mampu mengembangkan potensinya untuk
menggunakan metode pembelajaran yang ada. Karenanya,
seorang guru senantiasa dapat menentukan metode pembelajaran yang tepat bagi
siswa. Kemampuan
menentukan metode belajar yang tepat sesungguhnya dapat dikatakan sebagai kunci
keberhasilan pembelajaran di kelas. Bahwa jika seorang siswa
disuruh mengerjakan soal matematika maka langkah – langkah penyelesaiannya
haruslah tepat dan benar, jika tidak berarti siswa tersebut belumlah betul
dalam mengerjakan soal itu. Sebab dalam matematika hanya satu jawaban yang
benar sehingga prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes atau nilai
yang diperoleh siswa tersebut. Dari sini dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa merupakan bagian yang sangat
penting dalam proses belajar.
Model
pembelajaran tutor sebaya akan dijadikan pilihan oleh peneliti dalam menyelenggarakan proses pembelajaran bidang studi
matematika. Sebagai model pembelajaran tutor sebaya perlu dicoba dan dievaluasi melalui suatu kegiatan penelitian
tindakan kelas
untuk bidang studi matematika, khususnya pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) kelas VII-B.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan secara langsung pada proses
dan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika dikelas VII-B di SMP Negeri
10 kotabumi dan dari uraian diatas dapat
di identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Apakah
metode tutor sebaya dapat meningkatkan kesiapan belajar siswa?
2. Apakah
metode tutor sebaya dapat meningkatkan interaksi antar siswa?
3. Apakah
metode tutor sebaya dapat meningkatkan interaksi siswa dengan guru?
4. Apakah
metode tutor sebaya dapat meningkatkan tanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan oleh guru?
5. Apakah
metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
yang telah dijabarkan diatas maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan
sebagai berikut : “Apakah
melalui model tutor sebaya dapat meningkatkan Hasil belajar matematika pada
kompetensi dasar Operasi Pecahan di kelas VII-B di SMP Negeri 10 Kotabumi.”
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan
Rumusan Masalah yang telah dikemukakan, maka secara umum tujuan dari penelitian
ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII-B pada pelajaran
matematika melalui model tutor sebaya.
Secara
rinci tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VII pada pelajaran Matematika.
2. Untuk
meningkatkan prestasi guru dan kompetensinya.
3. Meningkatkan
peran serta dan tanggung jawab pendidik dalam menyelenggarakan Pendidikan
Nasional yang bermutu
melalui pencapaian Standar
Nasional Pendidikan.
4. Pada masa yang akan dating tercipta sumber
daya manusia yang handal dan siap dalam perubahan teknologi.
5. Pada
5 tahun yang akan dating guru mampu melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (
PTK ) dengan baik.
E. Manfaat Penelitian
Setelah Penelitian ini
dilaksanakan diharapkan bermanfaat bagi semua pihak antara lain :
1. Bagi Siswa
1. Menumbuhkan sikap kritis dan demokratis pada
siswa.
2. Melatih siswa untuk bisa bekerja sama.
3. Melatih siswa untuk menjadi ahli.
4. Siswa menjadi suka belajar matematika.
5. Meningkatkan hasil belajar matematika siswa
dengan menggunakan Tutor sebaya sehingga siswa lebih menguasai materi
matematika dengan baik.
2. Bagi Guru
1. Untuk perbaikan dan peningkatan profesional Guru.
2. Memperluas wawasan guru tentang Penelitian
Tindakan Kelas dan model Pembelajaran melalui Tutor Sebaya.
3. Dengan dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini hendaknya dapat meningkatkan professional guru.
3. Bagi Sekolah
Diharapkan dengan adanya
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan Model Pembelajaran melalui
Tutor Sebaya dapat mengubah pandangan tentang pembelajaran yang lebih luas
sehingga dapat membantu/memperbaiki pembelajaran matematika.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
A. Pengertian Belajar
Hasrat untuk
belajar merupakan suatu hal yang bersifat alamiah bagi manusia ini disebabkan
adanya hasrat ingin tahu manusia yang terus menerus terhadap dunia dengan
segala isinya, hasrat ingin tahu yang demikian terhadap dunia sekelilingnya
menjadikan penyebab seseorang senantiasa berusaha mencari jawabannya, dalam
proses mencari jawab inilah seseorang mengalami aktivitas-aktivitas belajar.
Definisi belajar
secara lengkap dikemukakan oleh Slavin (2000:
141) yang mendifinisikan belajar sebagai :
Belajar biasanya diartikan
sebagai sebuah perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman.
Namun perubahan-perubahan yang disebabkan oleh perkembangan fisik (seperti
tumbuh semakin tinggi) bukanlah contoh dari belajar. Begitupun
karakteristik-karakteristik seseorang yang diperoleh sejak lahir.
Sementara menurut Jarvis (1990:196) dalam Malcolm
Tight (2000:25) bahwa belajar adalah; (1) ada tidaknya perubahan perilaku
permanen sebagai hasil dari pengalaman; (2) perubahan relatif sering terjadi
yang merupakan hasil dari praktik pembelajaran; (3) proses dimana pengetahuan
itu digali melalui transformasi pengalaman; (4) proses transformasi pengalaman
yang menghasilkan pengetahuan, skill, dan
attitude. dan (5) mengingat
informasi.
Belajar secara umum
diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan
bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik
seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir bahkan ada yang
berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat erat
kaitannya.
Proses belajar terjadi
melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung
sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan
yang dimaksud adalah perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. Sedangkan pengalaman
merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sebagai sumber
belajarnya. Jadi, belajar di sini diartikan sebagai proses perubahan perilaku
tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang
terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan
baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri.
Berdasarkan beberapa definisi
tersebut, maka dapatlah kita simpulkan bahwa pada dasarnya belajar merupakan
suatu proses yang ditandai: (1) adanya perubahan tingkah laku pada diri
seseorang, (2) perilaku bersifat permanen, (3) perubahan tingkah laku tersebut
karena pengalaman sebagai akibat dari interaksi antara individu dengan
lingkungan. Adapun perubahan sebagai hasil proses belajar dapat diindentifikasi
berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, serta perilaku,
kecakapan, keterampilan dan kemampuan, apresiasi, serta peran aspek lain yang
ada pada individu yang belajar.
B. Pengertian Hasil Belajar Matematika
Dalam kaitannya dengan pembelajaran matematika, guru
seharusnya mengetahui hakikat matematika itu sendiri, hakikat anak, dan cara
mengajarkan matematika menurut teori yang diterapkan. Guru yang tidak
mengetahui ketiga hal tersebut di atas bagaikan tidak mempunyai dasar dan
tujuan yang jelas dalam mengajar. Akibatnya, anak dapat diarahkan ke mana arah
tujuan pembelajaran matematika yang dikehendaki guru.
Apakah
matematika itu? Hingga saat ini belum ada kesepakatan yang bulat di antara para
matematikawan tentang apa yang disebut matematika
itu. Sedangkan sasaran penelaahan matematika itu sendiri sebagaimana kita tahu,
tidaklah konkrit melainkan abstrak. Oleh karena itu, untuk menjawab apa
matematika itu? Sejumlah tokoh memberi definisi, komentar, atau pandangan.
Selain itu,
matematika juga dipandang sebagai suatu bahasa, struktur logika, batang tubuh
dari bilangan dan ruang, rangkaian metode untuk menarik kesimpulan, esensi ilmu
terhadap dunia fisik, dan sebagai aktivitas intelektual.
Banyak
peneliti pendidikan matematika (Midwest
Consortium for Mathematics and
Science Education), mendukung pandangan bahwa terlalu banyak penekanan yang
diberikan pada matematika mekanik dan matematika prosedural menghambat belajar
yang bermakna. Ini dapat mengarah pada miskonsepsi yang meluas tentang
kekuatan/keterbatasan dari metode-metode pengajaran matematika.
Apabila
para siswa diberi kesempatan untuk terlibat aktif dalam proses belajar, mereka
menjadi lebih mampu untuk membangun makna-makna mereka sendiri tentang berbagai
gagasan dan konsep matematika. Siswa-siswa kemudian akan memperoleh perasaan
memiliki atas konsep atau topik matematika itu. Dengan begitu, ini akan
memberdayakan para siswa. Guru-guru yang memasukkan strategi-strategi belajar
ini dapat berfungsi tidak saja sebagai seorang guru tetapi juga sebagai
fasilitator. Perbedaan utama di antara peran guru dan peran fasilitator yaitu
guru menyebarkan informasi pada para siswa dengan menginformasikan,
menjelaskan, membicarakan, dan mencoba menjadikan informasi itu sejelas mungkin
pada siswa, sedangkan fasilitator memandu, mengarahkan, dan menasihati para
siswa, yang pada akhirnya dapat tiba pada dugaan, bukti, atau konklusi mereka
sendiri.
Pengajaran
matematika tidak sekedar berupaya menyampaikan berbagai aturan, definisi, dan
prosedur agar dihafalkan para siswa, tetapi untuk melibatkan para siswa sebagai
partisipan yang aktif dalam proses belajar. Beberapa strategi pembelajaran yang
dianjurkan untuk mendukung lingkungan belajar yang aktif dalam ruang kelas
matematika adalah penggunaan materi konkret, dorongan untuk diskusi-diskusi
siswa tentang gagasan matematika, karya tulis siswa, yang meliputi jurnal
belajar, dan grup-grup belajar kooperatif untuk berbagai pengalaman dan
gagasan. Partisipasi aktif para siswa berpotensi untuk memperluas pemahaman
konsep-konsep matematis mereka. Keuntungan lain dari belajar kooperatif termasuk
pengembangan skill-skill penalaran,
peningkatan penghargaan terhadap diri sendiri, perbaikan sikap dan pemahaman
terhadap kaum minoritas dan budaya lain, serta penerimaan terhadap para siswa
yang mengikuti trend dominan.
Model-model
belajar kooperatif telah terbukti efektif di kelas-kelas yang heterogen.
Penting kita catat bahwa terdapat perbedaan di antara kerja grup kecil dan
belajar kooperatif. Tema utama dari model belajar kooperatif yaitu tiap siswa
dalam grup kooperatif bertanggung jawab atas hasil akhir grup dan para siswa
harus bekerja sama sebagai team supaya berhasil. Bagaimanapun, dalam kerja grup
kecil, meskipun para siswa secara fisik ditempatkan bersama-sama, masing-masing
siswa bertanggung jawab untuk dirinya sendiri. Jadi, anggota-anggota grup kecil
mungkin saling mendukung dan berbicara satu sama lain, tetapi hanya ada
hasil-hasil individual dan tidak ada tujuan bersama.
C. Pengertian tutor sebaya
Roscoe dan Chi (2007) menjelaskan bahwa dalam pembelajaran dengan
tutor sebaya, seorang tutor diharapkan
menggunakan kemampuannya untukmemberikan pengajaran dan mengarahkan siswa (tutee)untuk
mencapai solusi dan pemahaman sesuai dengantarget pembelajaran yang telah
ditetapkan. Selain itu,dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode tutor sebaya ini
terjadi proses membangun danmemberitahukan pengetahuan. Seorang tutor dalam kelompok akan
mendapatkan manfaat ketika dia memberikan
penjelasan kepada tuteenya. Ketika tutor memberikan penjelasan
pada tutee, tutor melakukan pengintegrasian konsep
dan prinsip serta memunculkan ide
baru. Selain itu, ketika tutee mengajukan pertanyaan yang spesifik dan
mendalam, hal itu akan mendukung tutee
dalam merefleksikan pengembangan
pengetahuan,
Dimana tutor berperan membantu proses ini
sekaligus juga
menguatkan pemahamannya (Chi &Roscoe, 2007; Depaz & Moni,
2008). Hal inilah yang dapat menyebabkan
terjadinya peningkatan skor skala belajar berdasar regulasi-diri
pada kelompok perlakuan. Penelitian
ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu belum mengukur evaluasi
hasil pembelajaran melalui tes prestasi.
Selain
itu, selama penelitian berlangsung peneliti belum melakukan observasi
terhadap perilaku yang
muncul selama metode pembelajaran tutor teman sebaya berlangsung,
seperti intensitas perilaku mencari pertolongan dan memberi pertolongan,
maupun perilaku yang menunjukkan gejala minat yang rendah terhadap
tutor
teman sebaya yang ditunjukkan dengan perilakuyang kurang menghargai tutor atau
meremehkan.
Beberapa
penelitian sebelumnya seperti penelitian Pintrich dan DeGroot
(1990), Zimmerman (1994); Kosnin
(2007) menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
belajar berdasar regulasi-diri (selfregulatedlearning) dengan prestasi
akademik.
Penelitian
tersebut menemukan bahwa ada beberapa korelasi antara aspek-aspek belajar
berdasar regulasidiri (self
regulated learning) dengan prestasi
akademik yaitu
pada aspek, yaitu pada aspek kendali keyakinan belajar, efikasi diri,
dan strategi managemen sumberdaya.
Variabel
belajar berdasar regulasi-diri dalam penelitian ini menggunakan skala
dengan segala keterbatasan. Variasi
partisipan yang tinggi menyebabkan pemahaman terhadap item-item
dalam skala ini juga bervariasi sehingga
mengakibatkan hasil penelitian tidak seperti yang diharapkan, serta
munculnya keluhan mahasiswa saat
penelitian berlangsung yang tidak terekam. Penambahan atau
kombinasi metode pengumpul data lain
seperti wawancara dan observasi yang cermat sangat diharapkan
sehingga diperoleh data yang lebih akurat dan hasil penelitian yang
mendekati kondisi
sebenarnya dari partisipan.
D. Operasi Bilangan
Pecahan
Bilangan Pecahan
ialah Bilangan Rasional yang tidak bulat dan tidak utuh berdasarkan cara
penulisannyabilangan pecahan bisa
dibedakan atas pecahan biasa dan pecahan desimal Pecahan biasa selalu menunjukan bentuk
pembagian antara dua bilangan contoh
3..4 2/5dansetiap pecahan biasa dapat diubah bentuknya menjadi pecahan desimal
dengan cara pembagian 3.4=0,75 dalam bentuk pecahan biasa terdapat dua suku yaitu pembilang dan penyebut seperti 3.4 3=pembilang 4 =penyebut
Jika pecahan-pecahan yang akan
dijumlahkan atau dikurangkan memiliki penyebut yang berbeda maka
penyebut-penyebut pecahan tersebut harus disamakan terlebih dahulu.
Untuk menyamakan penyebut-penyebut
pecahan tersebut tentukan KPK dari penyebut pecahan itu kemudian masing-masing
pecahan diubah menjadi pecahan yang penyebutnya merupakan KPK yang sudah
ditentukan.
Contoh : 1. a
+
3a 4. 5
- 3
5 5
4a
8b
2. 3P + 5P 5. 4
- 5
4
4 3a 6a
3. a
+ 5a
2 6
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. A. Setting
- Tempat dan waktu
Tempat penelitian adalah tempat yang
digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan.
Penelitian ini bertempat di SMP N 10 Kotabumi beralamat Jl.Alamsyah Ratu
Prawira Negara,Kelapa Tujuh Kotabumi,Lampung Utara tahun pelajaran .2012/2013.
Penelitian dilaksanakan selama tiga
bulan, pada tanggal September sampai dengan
Desember 2012 semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.
- Observer
Penelitian ini dibantu oleh satu orang guru SMP N
10 Kotabumi yang bertugas mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Guru tersebut bernama Yanu Dwi
Ardhani,S.Pd dan Diah Agrifina,S.Pd yang merupakan guru matematika. Adapun dipilihnya guru tersebut karena dia bersedia untuk membantu
peneliti dalam melaksanakan penelitian ini.
- Rancangan
Penelitian ini terdiri dari 3 siklus,
masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, dimana masing siklus dikenai perlakuan
yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang
diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran
dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
- Kriteria Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila :
a.
95% dari jumlah siswa
yang terlibat aktif dalam membahas
materi pelajaran
b.
70% Siswa pada tiap tiap kelompok
mampu menyampaikan pedapat
c.
70 % Siswa berani bertanya
atau memberikan tanggapan terhadap
presentasi yang disampaikan
d.
70% Siswa dapat menjawab
pertanyaan dari guru atau temen sebayanya
e.
Penyelesaian tugas kelompok
tepat waktu
f.
Rata-rata tingkat partisipasi
siswa dalam proses pembelajaran di kelas
mencapai 76%
- Jadwal pelaksanaan Penelitian
Penelitian
Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012 –
2013, selama 3 (empat) bulan, yaitu bulan September 2012 sampai bulan Desember
2012 dengan jadwal sebagai berikut :
Tabel 1
Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan
Kelas
No
|
Hari/Tanggal
|
Siklus
|
Kegiatan
|
1.
|
3 – 4 September 2012
|
|
Penyusunan proposal penelitian
|
2.
|
5–12 September 2012
|
|
Persiapan Penelitian
|
3.
|
13 September 2012
|
1
|
Pertemuan pertama
|
4
|
18 September 2012
|
1
|
Perteuan kedua
|
5.
|
20 September 2012
|
1
|
Pertemuan
ketiga
|
5.
|
21-24September 2012
|
|
Refleksi dan evaluasi siklus 1
|
6.
|
25 September 2012
|
2
|
Pertemuan keempat
|
7.
|
9 oktober 2012
|
2
|
Pertemuan
kelima
|
8.
|
11 Oktoberr 2012
|
2
|
Pertemuan keenam
|
10.
|
12-31 Oktober 2012
|
|
Refleksi dan evaluasi siklus 2
|
11.
|
1-16November 2012
|
|
Analisis data
|
12
|
17-30November 2012
|
|
Pelaporan
|
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi
Kelas VII B yang terdiri dari 42 siswa. Dipilihnya kelas
VII B
sebagai subyek penelitian karena peneliti mengajar di kelas tersebut sehingga
tidak mengganggu aktivitas mengajar guru bidang studi yang lain.
C. Sumber
Data
1. Proses Belajar siswa
Hal-hal yang akan dicermati dalam kegiatan ini
antara lain :
a. Kedisiplinan
b. Interaksi siswa dengan siswa
c. Interaksi siswa dengan guru
d. Tanggung jawab siswa terhadap tugas
e. Keaktifan berdiskusi
2. Hasil belajar kelompok
Hal-hal yang dicermati antara lain:
a. Kecepatan menyelesaikan tugas
b. Kerapian
c. Kebenaran jawaban
3. Hasil belajar/Tes
Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa dari post test yang diberikan setiap pertemuan setelah materi
selesai dibahas.
D. Teknik
Pengumpulan Data
1. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada setiap kali pertemuan
dengan dibantu dua orang observer.
Tabel 2 Lembar Pengamatan
Siswa
No
|
Nama Siswa
|
Skor 1
|
Skor 2
|
Skor 3
|
Skor 4
|
Skor 5
|
||||||||||
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
||
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
11
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
12
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
13
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
14
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
15
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
16
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
17
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
18
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
19
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
20
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
21
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
22
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
23
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
24
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
25
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
26
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
27
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
28
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
29
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
30
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
31
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
32
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
33
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
34
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
35
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
36
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
37
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
38
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
39
|
||||||||||||||||
40
|
||||||||||||||||
41
|
||||||||||||||||
42
|
||||||||||||||||
Jumlah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Persentase
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Guru Mata Pelajaran
Endriani Jayanti,S.Pd NIP.198707162009032002
Keterangan :
1) Kedisiplinan
2) Interaksi siswa dengan siswa
3) Interaksi siswa dengan guru
4) Tanggung jawab siswa terhadap tugas
5) Keaktifan berdiskusi
2. Penilaian Kerja Kelompok
Penilaian kelompok dilakukan oleh guru mata
pelajaran.
Tabel 3 Lembar Penilaian
Kelompok
No
|
Nama
Kelompok
|
Skor 1
|
Skor 2
|
Skor 3
|
Skor 4
|
||||||||
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
||
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Persentase
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kotabumi, oktober 2012
Observer 1 Observer
2
Yanu Dwi
Ardhani,S.Pd Diah Agrifina,S.Pd
NIP. 1974010619990322004 NIP.198107212009032001
Keterangan :
1) Kecepatan mengerjakan tugas
2) Kerapian
3) Kebenaran Jawaban
3. Hasil belajar / Tes
No
|
Nama siswa
|
KKM
|
Nilai
|
Tuntas/Tidak tuntas
|
1.
|
|
65
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
|
6.
|
|
|
|
|
7.
|
|
|
|
|
8.
|
|
|
|
|
9.
|
|
|
|
|
10.
|
|
|
|
|
11.
|
|
|
|
|
12.
|
|
|
|
|
13.
|
|
|
|
|
14.
|
|
|
|
|
15.
|
|
|
|
|
16.
|
|
|
|
|
17.
|
|
|
|
|
18.
|
|
|
|
|
19.
|
|
|
|
|
20.
|
|
|
|
|
21.
|
|
|
|
|
22.
|
|
|
|
|
23.
|
|
|
|
|
24.
|
|
|
|
|
25.
|
|
|
|
|
26.
|
|
|
|
|
27.
|
|
|
|
|
28.
|
|
|
|
|
29.
|
|
|
|
|
30.
|
|
|
|
|
31.
|
|
|
|
|
32.
|
|
|
|
|
33.
|
|
|
|
|
34.
|
|
|
|
|
35.
|
|
|
|
|
36.
|
|
|
|
|
37.
|
|
|
|
|
38.
|
|
|
|
|
39.
|
|
|
|
|
40
|
|
|
|
|
41
|
|
|
|
|
42
|
|
|
|
|
D.
Langkah Penelitian
Penelitian yang
akan
dilakukan di kelas IX SMP Negeri 10 Kotabumi adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) terdiri atas tiga tindakan
berulang yang meliputi siklus I dan II. Setiap siklus meliputi
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observation), dan perenungan (refleksing). Hasil refleksi dijadikan dasar untuk
menentukan keputusan perbaikan pada siklus berikutnya.
Penelitian Siklus I
Pertemuan 1 (Kamis, tanggal 13 September 2012)
3 jam pelajaran (2x35 menit)
Siklus pertama dalam penelitian tindakan kelas ini mencakup proses
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut :
1. Perencanaan
Pada Siklus I Pertemuan 1 peneliti
menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab, Materi pokok adalah memahami dan
menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan pecahan dalam pemecahan masalah
yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pecahan serta menyebarkan
angket yang dilakukan bersama kolaborator.
2. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan RPP yang sudah dibuat, dilakukan secara sistematis dengan cara :
* Kegiatan
Awal
1. Berdoa,
mengisi daftar hadir dan menyiapkan materi
2. Mengingat
kembali materi yang telah dipelajari
3. Apersepsi
memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
4. Mengulang
pelajaran minggu lalu dan memberikan pertanyaan sebagai berikut :
Berapakah hasil dari
pecahan berikut in?
Contoh : 1. 1 – 1
= ......
4 5
2. 1 3 – 2 1 =
.......
7
3
* Kegiatan
Inti
1. Guru
menjelaskan cara penyelesaian soal pengurangan bilangan pecahan.
Contoh :
1. 1 – 1 = 4 – 3 = 4 – 3 = 1
3 4
12 12 12
12
2. 2 1 – 1 1 = 11 – 3 = 22 – 15
= 7
5
2 5 2
10 10 10
2. Guru memberikan soal-soal
3. Siswa membentuk kelompok yang dibantu oleh 1
orang tutor
4. Siswa mengerjakan soal yang ada di buku
latihan
5. Siswa mengerjakan soal sesuai contoh yang
diberikan guru pada contoh yang ada di papan tulis.
* Kegiatan Akhir
Semua
siswa mengerjakan soal setelah dilaksanakan proses pembelajaran dengan
menggunakan tutor sebaya.
3. Pengamatan
Selama guru
melaksanakan pembelajaran, kolaborator melakukan observasi kegiatan guru dan
siswa dengan mengisi lembar pengamatan dalam bentuk Catatan Lapangan yang telah
dibuat.
4. Refleksi
Dari hasil proses pembelajaran pada
Siklus I, peneliti dengan kolaborator berdiskusi untuk menyempurnakan proses
pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
Pertemuan 2
(Selasa, 18 September 2012)
2 jam pelajaran
(2x35 menit)
1. Perencanaan
Pada
pertemuan ke 2 Peneliti menyajikan materi tentang sifat-sifat operasi hitung
Bilangan Pecahan dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan Perkalian dan
Pembagian pecahan.
2. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan RPP yang sudah dibuat, dilakukan secara sistematis dengan cara :
* Kegiatan
Awal
1. Berdoa,
mengisi daftar hadir dan menyiapkan materi
2. Mengingat
kembali materi yang telah dipelajari
3. Apersepsi
memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
4. Guru
menjelaskan tentang Perkalian Pecahan
Contoh : 1. 1 x 2
3 4
2. 1
1 x 3 1
4
2
* Kegiatan
Inti
1. Guru
menjelaskan cara menyelesaikan bentuk Perkalian pecahan.
Contoh : 1. 1 x 3 = 1 x 2 = 2
= 1
3 4 3 x 4
12 6
2. 1 1 x 3 1 = 5 x 7 = 5 x 7 = 35
= 4 3
4
2 4 2
4 x 2 8 8
2. Guru menuliskan soal-soal
3. Siswa mengerjakan soal-soal
4. Siswa membentuk kelompok yang dibantu oleh 1
orang Tutor
* Kegiatan Akhir
Semua
siswa mengerjakan soal setelah dilaksanakan proses pembelajaran melalui model
Tutor sebaya
3. Pengamatan
Selama guru
melaksanakan pembelajaran, kolaborator melakukan observasi kegiatan guru dan
siswa dengan mengisi lembar pengamatan dalam bentuk Catatan Lapangan yang telah
dibuat.
4. Refleksi
Dari hasil proses pembelajaran pada
Siklus I, peneliti dengan kolaborator berdiskusi untuk menyempurnakan proses
pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
Pertemuan 3
(Kamis, 20 September 2012)
3 jam pelajaran
(3x35 menit) sebagai berikut :
1. Perencanaan
Pada
pertemuan ke 3 ini materi yang disajikan adalah tentang Pecahan senilai yang
berkaitan dengan Porsen, Permil dan tentang Pemecahan masalah.
2. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan RPP yang sudah dibuat, dilakukan secara sistematis dengan cara :
* Kegiatan
Awal
1. Berdoa,
mengisi daftar hadir dan menyiapkan materi
2. Mengingat
kembali materi yang telah dipelajari
3. Apersepsi
memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
4. Guru
menjelaskan tentang Pecahan senilai, Porsen dan Permil.
Contoh : 1. 1 senilai dengan
.......
3
2. 1 = ......%
5
3. 3
= ......%
25
* Kegiatan
Inti
1. Guru
menjelaskan tentang Pecahan senilai, Porsen dan Permil.
Contoh : 1. 1 = 2 = 3
3
6 9
2. 1 = 1
x 20 = 20
= 20%
5
5 x 20 100
3. 3 = 3
x 40 = 120
= 120%
25 25x40
1000
2. Mengadakan tes.
* Kegiatan
Akhir
Siswa menyelesaikan soal-soal
tes
3. Pengamatan
Selama guru
melaksanakan pembelajaran, kolaborator melakukan observasi kegiatan guru dan
siswa dengan mengisi lembar pengamatan dalam bentuk Catatan Lapangan yang telah
dibuat.
4. Refleksi
Dari hasil proses pembelajaran pada
Siklus I, peneliti dengan kolaborator berdiskusi untuk menyempurnakan proses
pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
Penelitian siklus II
Pertemuan 1 (Selasa, 25
September 2012)
2 jam pelajaran (2x35 menit)
1. Perencanaan
Peneliti
bersama kolaborator mendiskusikan hasil pembelajaran Siklus I dan
memperbaikinya pada Siklus II.
Pada Siklus II peneliti
menggunakan bermacam metode diantaranya metode ceramah, tanya jawab dan juga latihan
berulang dan memanfaatkan media pembelajaran ( OHP ) yang sesuai dengan materi
yang menggunakan pendekatan kepada siswa dengan tujuan agar ada perbaikan.
Siswa dapat memecahkan masalah yang berhubungan dengan Penjumlahan Pecahan
bentuk Aljabar dan tetap dibantu oleh seorang Tutor.
2. Pelaksanaan
Guru
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah dibuat, dilakukan secara
sistematis dengan cara :
* Kegiatan
Awal
1. Mengabsen,
berdoa, dan mempersiapkan materi pokok.
2. Siswa
diberikan materi pertanyaan, sebagai apersepsi pada permulaan belajar.
3. Siswa
membentuk kelompok yang dikoordinir oleh seorang tutor.
* Kegiatan
Inti
1. Siswa
dengan serius mendengarkan dan memperhatikan tutor tentang pengurangan dan
penjumlahan bilangan pecahan.
2. Siswa
mengerjakan lembar kerja yang disiapkan dan diberikan guru.
3. Guru
mengoreksi pekerjaan siswa.
* Kegiatan
Akhir
1. Pada
proses pembelajaran siswa selalu dalam bimbingan guru dan tutor membuat
kesimpulan tentang penjumlahan pecahan bentuk Aljabar.
2. Semua
kegiatan pada akhir proses pembelajaran siswa diberikan evaluasi yang
dikerjakan berupa soal.
3. Pengamatan
Selama guru melaksanakan
pembelajaran, kolaborator melakukan Pencatatan Lapangan tentang kegiatan guru
dan siswa dengan mengisi lembar pengamatan yang telah dibuat.
4. Refleksi
Setelah proses pembelajaran Siklus
II yang dilaksanakan menggunakan tiga metode yaitu metode ceramah, tanya jawab,
dan latihan berulang serta tetap dipantau oleh seorang tutor, diharapkan hasil
dari latihan tersebut lebih meningkat, sehingga peneliti dan kolaborator perlu
berdiskusi kembali agar proses pembelajaran Sikus II hasilnya lebih baik lagi
dengan menambahkan model pembelajaran yang lain ( tambahan metode ) dengan
menggunakan OHP sebagai bahan evaluasi yang tepat guna dalam melaksanakan
proses pembelajaran dengan berharap agar siswa dapat memahami sendiri ( metode
inkuri ) yang artinya menemukan hasil sendiri dengan baik.
Pertemuan
2 (Selasa, 9 Oktober 2012)
3 jam
pelajaran (3x35 menit)
1. Perencanaan
Peneliti
berdiskusi dengan kolaborator tentang model / metode yang bervariasi seperti
metode ceramah, tanya jawab, diskusi, latihan berulang. Media pembelajaran OHP
dan metode inkuiri yang lebih kongkrit serta menggunakan peningkatan dengan
banyak latihan dan evaluasi sehingga latihan dan pekerjaan siswa lebih
meningkat dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga berbagai
masalah dapat segera terselesaikan.
2. Pelaksanaan
Guru
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah dibuat, dilakukan secara
sistematis dengan cara :
* Kegiatan
Awal
1. Mengisi
daftar hadir, berdoa dan menyiapkan serta menyampaikan materi yang akan
diajarkan.
2. Guru
mengajukan pertanyaan-pertanyaan lisan kepada siswa sebagai appersepsi.
* Kegiatan
Inti
1. Memberikan
bentuk-bentuk soal yang bervariasi seperti soal-soal dibawah ini :
1. 2x – 4x = ....
3y 3y
2. Q -2 – Q-4 = .....
5
3
2. Dengan
bantuan seorang tutor, pertanyaan-pertanyaan dari guru dapat lebih cepat
dijawab siswa sehingga proses pembelajaran dengan banyak pertanyaan yang
diberikan guru siswa lebih banyak berpikir dan menemukan jawaban dengan tepat.
3. Siswa
diberi kesempatan untuk bertanya tentang soal-soal yang dianggap sukar.
4. Masing-masing
perwakilan dari kelompoknya mempresentasikan hasil diskusinya.
5. Guru
memberikan penjelasan tentang jawaban dari soal-soal tersebut.
* Kegiatan
Akhir
1. Guru
membimbing siswa untuk mengumpulkan materi pelajaran yang sesuai materi pokok
yaitu pengurangan bilangan pecahan berbentuk aljabar.
2. Siswa
mengerjakan soal-soal.
3. Guru
memberikan pertanyaan dan berpesan agar di rumah berlatih mengulangi pelajaran
yang diberikan.
3. Pengamatan
Dalam
melaksanakan tindakan ini penulis dibantu oleh kolaborator untuk mengamati
setiap kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa melalui lembar Catatan
Lapangan.
4. Refleksi
Selesai
proses pembelajaran pada Pertemuan ke-2 yang sudah dilaksanakan dengan
menggunakan metode bervariasi dan guru menggunakan pendekatan kepada siswa,
ternyata siswa lebih aktif dan hasil belajarnya meningkat.
Hal yang ditunjukkan oleh hasil
yang diperoleh siswa melalui tes tertulis.
Pertemuan
3 (Kamis, 11 Oktober 2011)
3 jam
pelajaran (3x35 menit)
1. Perencanaan
Pada Pertemuan ke-3 ini yang
merupakan pertemuan terakhir peneliti menyajikan materi tentang Pembagian
Pecahan bentuk aljabar dan melaksanakan Tes.
2. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan RPP yang sudah dibuat, dilakukan secara sistematis dengan cara :
* Kegiatan
Awal
1. Berdoa,
mengisi daftar hadir dan menyiapkan materi
2. Mengingat
kembali materi yang telah dipelajari
3. Apersepsi
memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
4. Guru
menjelaskan tentang Pembagian bentuk aljabar
Contoh : 1. 3 : 2
P 6
2. 8x
: 3
7
2y
* Kegiatan
Inti
1. Guru
menjelaskan tentang Pembagian bentuk aljabar.
Contoh : 1. 3 : 2 = 3 x 6 = 18 = 9
P
6 p 2
2p p
2. 8x
: 3 = 8x x 2y = 16xy
7
2y 7 3
21
2. Melaksanakan
Tes
* Kegiatan Akhir
Setelah siswa
melaksanakan Tes maka diperoleh hasil sebagai berikut :
-
Daya Serap :
-
Nilai Rata-rata :
-
Ketuntasan Belajar :
E. Metode Pengumpulan Data
Observasi atau
pengamatan merupakan suatu teknik atau cara untuk mengumpulkan data dengan
melakukan pengamatan terhadap kegiatan penelitian yang sedang berlangsung. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan observasi ini,
diantaranya :
Memperhatikan focus penelitian, kegiatan apa yang harus
diamati, baik yang umum maupun yang khusus. Kegiatan yang umum maksudnya yaitu
segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas harus diamati dan dikomentari serta
dicatat dalam catatan lapangan. Sedangkan observasi kegiatan khusus, maksudnya
ialah observasi tersebut hanya memfokuskan pada kegiatan khusus yang terjadi di
dalam kelas, seperti kegiatan tertentu atau praktik pembelajaran tertentu.
F. Instrumen Penelitian
Tindakan Kelas
a. Angket
b. Tes
c. Lembar Pengamatan
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah tes, observasi dan wawancara .
Tes : dipergunakan untuk
mendapatkan data tentang hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika
untuk mengumpulkan data tentang motivasi siswa dalam proses belajar mengajar.
H. Alat Pengumpulan Data
·
Tes : butir soal / instrument
soal
·
Observasi : lembar observasi
·
Kuesioner : lembar pernyataan /
pertanyaan kuesioner
I. Analisis Data
·
Data yang dikumpulkan pada
setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan Siklus PTK dianalisis secara
deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan
yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
·
Hasil belajar : dengan
menganalisis nilai rata-rata ulangan harian, kemudian dibandingkan dengan nilai
sebelumnya serta KKM.
·
Aktivitas siswa dalam PBM :
dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam PBM.
·
Implementasi tindakan (treatment) dalam pembelajaran : dengan
menganalisis tingkat keberhasilannya.
J. Indikator Keberhasilan
Hasil belajar matematika
dikatakan tuntas jika angkanya lebih besar atau sama dengan 65 , dikatakan
tidak tuntas jika angkanya kurang dari 65. Penerapan model pembelajaran melalui
model Tutor sebaya dikatakan berhasil jika prosentase keaktifan siswa lebih
besar atau sama dengan 65%, dikatakan tidak berhasil jika prosentase keaktifan
kurang dari 65%.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Sukarna dkk. 1992. Pedoman Penggunaan Alat Peraga. Jakarta : Depdikbud.
Alkausar Aflait Mandiri. 2011. Panduan Pemakaian Alat Peraga. Jakarta :
PT AFIAH Produsen & Distributor Alat Peraga Pendidikan.
Dahar,R.W. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta : PPLPTK
Dirjen Dikti, Depdikbud.
Joko
Sulianto, M.Pd. 1986. Media dan Alat
Peraga Pembelajaran Matematika. diunduh dari http://www.scribd.com/doc/7546746
hari Jum’at tanggal 27 Januari 2012 pk. 21.28.
M.
Cholik Adinawan. 2007. Matematika SMP
Jilid IB kelas VII. Penerbit Erlangga.
Slavin
Robert R. 1997. Educational Psychology
Theory and Practice. Fifth Editional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar