PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATERI STATISTIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT SISWA KELAS IX SMPN 2 BUKITKEMUNING
oleh:
YAHYA BUDIMAN,
S.Pd
NIP 196704121990111001
SMPN 2 BUKITKEMUNING
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran
matematika di SMPN 2 Bukitkemuning sudah menggunakan KTSP dengan berbasis
karakter. Guru matematika mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan standar BNSP yaitu mengacu pada permendiknas no 22 tahun 2006. Pembuatan
RPP dilakukan berdasarkan hasil diskusi
di MGMP Kabupaten Lampung Utara. Berbagai model pembelajaran sudah
diterapkan sesuai materi . Dalam proses pembelajaran aktivitas siswa seperti
kegiatan bertanya, menjawab, menanggapi pertanyaan atau jawaban teman sudah
muncul walau frekuensinya masih rendah. Statistika merupakan materi matematika
yang diberikan pada semester ganjil kelas 9. Berdasarkan hasil evaluasi untuk
standar kompetensi materi statistika tahun 2010 (56% di atas KKM), tahun 2011
(55% di atas KKM). Setelah melakukan refleksi terhadap hasil belajar pada tahun
sebelumnya, akan dilakukan beberapa perubahan dalam proses pembelajaran,
diantaranya adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. diharapkan ada peningkatan aktivitas dan
hasil belajar siswa. Sebagai upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
tehadap materi ini, peneliti mencoba melakukan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah maka dapat diidentifikasi masalah penelitian tindakan kelas ini sebagai
berikut :
1.
Apakah pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa.
2.
Apakah
pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
3.
Apakah
pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
C. Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi
masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
Apakah pembelajaran
kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi
belajar materi statistika
siswa kelas IX SMPN 2
Bukitkemuning tahun 2012.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatan Aktivitas dan prestasi belajar materi statistika melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa kelas IX SMPN 2 Bukitkemuning tahun 2012.
E.
Hipotesis
Tindakan
Pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas
dan prestasi belajar materi statistika siswa kelas IX SMPN 2 Bukitkemuning
tahun 2012
F.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharakan dari penelitian ini adalah :
1.
Siswa
Dapat membantu siswa dalam meningkatkan Aktivitas dan prestasi materi statistika.
Melatih kecakapan kooperatif siswa sebagai bagian kecakapan yang harus
dimiliki dalam kehidupan sosialnya.
2.
Guru
Dapat membantu guru dalam memilih
model pembelajaran yang paling tepat dalam menyampaikan materi statistika.
3.
Sekolah
Dengan penelitian ini bagi sekolah diharapkan dapat menambah bahan referensi
bagi rekan guru,atau pihak lain yang memerlukan. Terutama dalam penyusunan
silabus Matematika dalam KTSP.
BAB II
KAJIAN PENELITIAN
A. Pembelajaran
Statistika
Statistika adalah
materi matematika yang diberikan di kelas IX semester ganjil. Kompetensi dasar yang harus
dikuasai oleh siswa setelah mempelajari materi ini adalah menentukan
rata-rata, median, dan modus data tunggal serta penafsirannya, menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang,
garis, dan lingkaran.
Untuk mengoperasionalkan kompetensi dasar di atas secara
lebih terperinci, peneliti menjabarkannya sebagi indikator dalam silabus yang
disusun di SMPN 2 Bukitkemuning.
B. Aktivitas
Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas artinya adalah “kegiatan /
keaktifan”. W.J.S. Poewadarminto menjelaskan aktivitas sebagai
suatu kegiatan atau kesibukan. S. Nasution menambahkan bahwa aktivitas
merupakan keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-keduanya harus dihubungkan.
Belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 7)
merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Selanjutnya Sardiman
(1994: 24) menyatakan: “Belajar sebagai suatu proses interaksi antara diri
manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep
ataupun teori”.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan
dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada
siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak
terciptanya situasi belajar aktif
Aktivitas belajar sendiri banyak sekali macamnya,
sehingga para ahli mengadakan klasifikasi. Paul B. Diedrich dalam
Sardiman (2004: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa
yang digolongkan ke dalam 8 kelompok :
Visual Activities, meliputi kegiatan seperti membaca,
memperhatikan (gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain)
Oral Activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan
interupsi.
Listening Activities, seperti : mendengarkan uraian, percakapan
diskusi, musik dan pidato.
Writting Activities, seperti : menulis cerita, menulis karangan,
menulis laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.
Drawing Activities, seperti ; menggambar, membuat grafik, peta,
diagram.
Motor Activities, seperti : melakukan percobaan, membuat
konstruksi, model, mereparasi, bermain dan berternak.
Mental Activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan
soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.
1.
Emotional Activities, seperti : menaruh minat, merasa bosan,
bergairah, berani, tenang dan gugup.
C. Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa
ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran disekolah.
Prestasi
belajara tersebut terutama dinilai oleh aspek kognitifnya karena bersangkutan
dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesa dan evaluasi.
Prestasi
belajar siswa dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atau angka nilai dari
hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan
ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.
Nana Sudjana (dalam
Tulus Tu’u, 2004:23) mengemukakan
bahwa di antara ketiga ranah ini, yakni kognitif, afektif,
psikomotor, maka ranah kongnitiflah
yang paling sering dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan
kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
Suryadi dkk (1992:35) mengemukakan bahwa: “prestasi diartikan sebagai hasil yang
telah dicapai, dilakukan, dikerjakan”.
S. Nasution (1996:17) mendefinisikan pengertian prestasi belajar
adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat.
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni:
kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang
memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria
tersebut. Devi wulansari (2010:1), mengemukakan pengertian Prestasi belajar merupakan tingkat
kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai
informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi
belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari
materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang
studi setelah mengalami proses pembelajaran.Moh
Uzer Usman (2000:9), mengemikakan bahwa prestasi
belajar siswa yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari dirinya
(internal) maupun dari luar
dirinya (eksternal). Oleh karena itu faktor-faktor tersebut yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa penting sekali artinya dalam rangka
membantu siswa mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin sesuai dengan
kemampuannya masing-masing.”
Dari uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa adalah suatu kecakapan atau hasil yang telah diperoleh
dari proses pembelajaran dengan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
ditunjukkan dengan nilai. Prestasi adalah segala keberhasilan yang telah
diperoleh dalam mengerjakan segala pekerjaan untuk dipertanggung jawabkan.
Prestasi ini ditandai adanya nilai tambah dari hasil yang sebelumnya.
D.
Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT
Pembelajaran kooperatif tipe NHT dikembangkan oleh
Spencer Kagen (1993).
Pada umumnya NHT digunakan untuk melibatkan siswa
dalam penguatan
pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran.
Langkah-langkah penerapan NHT:
- Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
- Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau awal.
- Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, setiap anggota kelompok diberi nomor atau nama.
- Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama dalam kelompok.
- Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu nomor (nama) anggota kelompok untuk menjawab. Jawaban salah satu siswa yang ditunjuk merupakan wakil jawaban dari kelompok.
- Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran.
Tambahan :
Pembelajaran
kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama
antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa
dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi
pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah
untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam
proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian
besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi
pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah
Pembelajaran
kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan
akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28)
dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Ibrahim
mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif
dengan tipe NHT yaitu :
1.
Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan
untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2.
Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan
agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar
belakang.
3.
Pengembangan keterampilan social
Bertujuan
untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan
yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat
orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan
sebagainya.Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen
dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu :
a)
Pembentukan kelompok;
b)
Diskusi masalah;
c)
Tukar jawaban antar kelompok
Langkah-langkah
tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah
sebagai berikut :
Langkah
1. Persiapan
Dalam
tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario
Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah
2. Pembentukan kelompok
Dalam
pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang
siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok
yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari
latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain
itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai
dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
Langkah
3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam
pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh
guru.
Langkah
4. Diskusi masalah
Dalam
kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan
dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari
pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh
guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang
bersifat umum.
Langkah
5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam
tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan
nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah
6. Memberi kesimpulan
Guru
bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan
dengan materi yang disajikan.
Ada
beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa
yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000:
18), antara lain adalah :
1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
2. Memperbaiki kehadiran
3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
4. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
5. Konflik antara pribadi berkurang
6. Pemahaman yang lebih mendalam
7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
8. Hasil belajar lebih tinggi
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Setting
1.
Tempat
Penelitian tindakan kelas ini
bertempat di SMPN 2 Bukitkemuning, desa Tanjungbaru kecamatan Bukitkemuning
Lampung Utara
2.
Waktu
Penelitian Dilaksanakan selama 3
bulan, mulai dari bulan September sampai dengan bulan Nopember tahun 2012.
3.
Observer
Obeserver dalam penelitian ini
terdiri dari 2 rekan guru yaitu Bambang
Sarojo,S.Pd dan Fauziah,S.Pd
4.
Rancangan
Penelitian ini dilaksanakan
sebanyak 2 siklus, setiap siklus teridi dari 3 pertemuan . Jadwal kegiatan
penelitian ini adalah
Kompetensi Dasar
|
September
|
Oktober
|
Nopember
|
||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Persiapan :
1.
Penyusunan proposal
2.
Penyempurnaan proposal
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|
|
|
|
|
|
|
Pelaksanaan
1. Siklus 1
2. Siklus 2
3. Siklus 3
|
|
|
|
|
|
|
x
|
x
|
x
|
|
|
|
|
Penulisan
laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
x
|
x
|
x
|
x
|
Indikator keberhasilan dari penggunaan model pembelajaran ini dilihat dari;
Efektivitas hasil belajar siswa secara klasikal yaitu
dilihat dari jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan
KKM (69) lebih dari 75 % tanpa melalui proses
pembelajaran remedial.
Aktivitas dalam kerjasama atau
diskusi pada setiap berlangsungnya kegiatan pembelajaran tingkat partisipasi
siswa 75 % dalam arti 75 % dari jumlah siswa ikut berpartisipasi aktif.
Keberanian menyatakan pendapat, ide-ide siswa
60 %, dalam arti siswa yang berani menyatakan pendapat, ide-ide,
bertanya sebanyak minimal 60 % dari jumlah siswa di kelas tersebut.
B.
Subyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini
adalah siswa kelas IX A semester ganjil tahun
pelajaran 2012/2013. Kelas ini terdiri dari 38 siswa (20
perempuan dan 18 laki-laki) .
Dengan jumlah siswa 38, akan dibentuk 8 kelompok, 6 kelompok terdiri dari 5 siswa
dan 2 kelompok terdiri dari 4 siswa.
Dipilihnya kelas IXA sebagai subyek penelitian ini karena cukup representatif
mewakili kelas paralelnya.
C.
Sumber data
1.
Proses Belajar Siswa
Data proses belajar siswa dilakukan
dengan menggunakan lembar obeservasi oleh observer, dilaksanakan setiap
pertemuan.
2.
Hasil Kerja Kelompok
Untuk mengamati kegiatan kelompok
dilakukan observasi oleh observer setiap pertemuan. Hasil kerja kelompok
dilakukan penilaian oleh peneliti
3.
Hasil Belajar
Data hasil belajar berupa hasil tes
yang dilakukan setiap akhir pertemuan dan tes akhir siklus.
D.
Tehnik Pengumpulan Data
Data mengenai prestasi
belajar siswa diperoleh dari hasil evaluasi yang dilakukan setiap akhir
pertemuan ( 30 menit terakhir). Data dikumpulkan oleh peneliti.
Data mengenai aktivitas
belajar siswa diambil pada saat proses KBM berlangsung melalui observasi. Data
ini dikumpulkan oleh rekan sejawat.
a. Lembar Observasi sebagi berikut :
A. Aktivitas Siswa
No
|
Aktivitas
|
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
1.
|
Bertanya
pada teman
a.
Kelompok sendiri
b.
Kelompok Lain
|
|
|
|
2.
|
Bertanya
pada guru
|
|
|
|
3.
|
Menjawab
pertanyaan teman
a.
Kelompok sendiri
b.
Kelompok lain
|
|
|
|
4.
|
Menjawab
pertanyaan guru
|
|
|
|
5.
|
Membantu
kesulitan teman
a.
Kelompok sendiri
b.
Kelompok lain
|
|
|
|
6.
|
Membaca
buku paket
|
|
|
|
7.
|
Berbicara diluar
konteks pelajaran.
|
|
|
|
8
|
Mengumpulkan tugas
tepat waktu
|
|
|
|
9
|
Keaktifan dalam
kelompok
|
|
|
|
10
|
Kerapihan tugas
|
|
|
|
11
|
Kebenaran tugas
|
|
|
|
B.Aktivitas Guru
No
|
Aktivitas
|
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
1.
|
Menyampaikan tujuan pembelajaran
|
|
|
|
2.
|
Menghubungkan
materi dengan lingkungan sehari-hari untuk memotivasi
|
|
|
|
3.
|
Menguasai pelajaran
dengan baik
|
|
|
|
4.
|
Kesesuaian materi
yang dibahas dengan indicator
|
|
|
|
5.
|
Berperan sebagi
fasilitator
|
|
|
|
6.
|
Mengajukan
pertanyaan pada siswa
|
|
|
|
7.
|
Memberi kesempatan
siswa untuk bertanya
|
|
|
|
8.
|
Memberikan
bimbingan pada kegiatan kelompok
|
|
|
|
9.
|
Mengaitkan materi
dengan kehidupan sehari-hari
|
|
|
|
10.
|
Memberi motivasi
dan penguatan
|
|
|
|
11.
|
Penutup
|
|
|
|
12.
|
Membimbing siswa
diskusi dan membuat kesimpulan
|
|
|
|
13.
|
Member tugas pada
siswa
|
|
|
|
14.
|
Mengadakan evaluasi
|
|
|
|
E.
Analisis Data
Hasil observasi proses belajar siswa Keberanian menyatakan pendapat, ide-ide
siswa 60 %, dalam arti siswa yang berani
menyatakan pendapat, ide-ide, bertanya sebanyak minimal 60 % dari jumlah siswa
di kelas tersebut.
Data hasil belajar
dianggap baik jika jumlah siswa yang memperoleh nilai
lebih besar atau sama dengan KKM (69) lebih dari 75 % tanpa
melalui proses pembelajaran remedial.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto
Suharsismi,Suhardjono,Supardi.2011. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara.
Masnur Muslich. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Konstektual. Jakarta. Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar